Suweg Bulat bulat Lezat

Buku bergambar ‘Suweg, Bulat-Bulat Lezat’ adalah bahan bacaan untukrnkalian, pembaca awal. Cerita dan kalimatnya sederhana, sehingga kalian bisarnmemahami bacaan dan pesan di dalamnya. Meskipun demikian, ayah atau iburnboleh mendampingi saat kalian membaca. Bertanyalah kepada mereka jikarnada hal-hal yang tidak kalian pahami.rnBuku ini bertema diversifkasi pangan dan tradisi kuliner. Nilai …

Sepeda untuk Salam

Buku bergambar Sepeda untuk Salam adalah bahan bacaan untuk usiarnpembaca awal, yaitu SD kelas 1, 2, dan 3. Cerita dan kalimat yang sederhana,rndiharapkan bisa memudahkan mereka memahami bacaan dan pesan dirndalamnya. Meskipun demikian, pendampingan orang tua sangat diharapkan.rnBuku ini bertema toleransi dan kebinekaan dengan menitikberatkan padarnnilai karakter toleransi dan cinta damai. Anak…

Mari Mengenal Bahan Makanan Pokok Pengganti dari Tanah Nusantara

Alam Indonesia sebenarnya sudah menyediakan kekayaan berbagai bahan makanan. Akan tetapi, perkembangan zaman menyebabkan banyak di antara masyarakat kita mencari jalan pintas, misalnya dengan mengonsumsi makanan cepat saji. Hadirnya makanan cepat saji, perlahan-lahan menggeser keberadaan makanan alami. Padahal, makanan alami itu lebih menyehatkan, ramah lingkungan, lebih ekonomis, dan sekaligus…

Jajanan Pasar Khas Yogyakarta

Buku ini berisi pembahasan tentang makanan-makanan tradisional Indonesia, terutama jajanan pasar khas Daerah Istimewa Yogyakarta. keragaman kuliner nusantara merupakan salah satu ciri bahwa indonesia merupakan bangsa yang memiliki kekayaan budaya.rnMempelajari beragam jajanan pasar tidak sekadar untuk memperkaya pengetahuan, tetapi juga untuk menumbuhkan dan meningkatkan kecintaan terhadap tana…

Farah dan Warna Merah

Edisi

1

ISBN/ISSN

978-602-437-738-0

Deskripsi Fisik

iv; 20 hlm.; 29,7 cm

Judul Seri

-

No. Panggil

743.7 KUS f

Rizki Kuncoro Manik Sang Abdi Dalem Cilik

Dalam buku ini berisi kisag dari Riziki Kuncoro Manik. di usianya yang belum genap sepuluh tahun, ia begitu mencintai budaya leluhurnya, yaitu budaya Jawa. Ia menjadi abdi dalem Keraton Yogyakarta sejak berusia lima belas bulan. Pengabdiannya terhadap keraton dan raja, layak menjadi contoh bagi genarasi muda–juga orang dewasa–yang cenderung abai pada budaya bangsa sendiri.